15 Fakta Gunung Gede Pangrango yang Tidak Banyak Diketahui

15 Fakta Gunung Gede Pangrango yang Tidak Banyak Diketahui – Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu gunung yang banyak dikunjungi di kawasan Jawa Barat. Gunung yang termasuk dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) ini sering disebut-sebut sebagai kiblatnya para pendaki di daerah Jawa Barat.

Gunung gede memiliki ketinggian mencapai 2.958 mdpl yang terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Kondisi alam sekitarnya yang masih asri ini membuat banyaknya jenis ragam flora dan fauna.

Ada banyak fakta menarik terkait Gunung Gede Pangrango yang tak banyak diketahui publik. Berikut fakta mengenai Gunung Gede yang harus kamu ketahui:

Taman Nasional Pertama Pertama di Indonesia

Gunung Gede Pangrango masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980.

fakta gunung gede pangrango
Puncak Gede panorama meunuju Pangrango. (Foto by Chandra Purniawan)

TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat. Dengan luas 24.270,80 hektare, wilayahnya terutama mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya.

Pernah dinobatkan sebagai TN nomor satu dari sepuluh besar Taman Nasional di Indonesia dengan kunjungan terbanyak pada tahun 2020.

Terletak Pada Tiga Wilayah

Secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak antara 106º51`-107º02`BT dan 6º41`-6º51` LS. Secara administrastif Taman Nasional ini termasuk dalam wilayah tiga Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

Dua Gunung Berbeda

Gunung Gede Pangrango merupakan dua gunung yang berbeda yaitu gunung Gede dan Gunung Pangrango. Keduanya mempunya ketinggian yang berbeda pula. Tinggi Gunung Gede adalah 2.958 m dpl dan tinggi Gunung Pangrango adalah 3.019 m dpl.

Kedua puncak ini terhubung dengan punggung gunung yang berketinggian 2.400 mdpl atau yang disebut Kandang Badak. 

Pendaki Pertama

Orang pertama yang mendaki ke Puncak Gunung Gede bukan orang Indonesia, melainkan orang berkewarganegaraan Jerman C.G.C. Reinwardt pada tahun April 1819. C.G.C. Reinwardt ini merupakan pendiri Kebun Raya Bogor.

Sebelum Reinwardt sebenarnya dan orang yang juga telah mendaki Gunung Gede, namanya Horsfield. Sayangnya, nama catatan perjalanan dia tak berhasil ditemukan.

Nama lain yang juga disebut mendaki ke Puncak Gunung Gede adalah Junghuhn. Ia pengusaha dan pemilik pabrik Kina di Jawa Barat. Di sana ia mempelajari banyak hal, salah satunya tentang tumbuh-tumbuhan.

Cagar Biosfer

Gunung Gede Pangrango beserta taman nasionalnya telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977. Wilayah ini menjadi habitat lindung dari satwa endemik, seperti elang jawa dan owa jawa.

Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama dengan program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keaneragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.

Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam.

Rumah Edelweiss

Gunung Gede memiliki spot terbaik untuk menikmati edelweiss, yaitu di Alun-Alun Suryakencana. Di spot ini pendaki akan dengan mudah menemukan edelweiss yang sering disebut-sebut sebagai bunga abadi. Tumbuhan yang hanya hidup di atas ketinggian 2000 mdpl tumbuh subur mengelilingi luasnya hamparan Alun-alun Suryakencana.

fakta unik gede pangrango - rumah edelweiss
Bunga Edelweiss Suryakencana. (Foto by Helmi Zaujar)

Sejauh mata memandang akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Luasnya sendiri mencapai 50 hektar dan diapit dua gunung sekaligus. Gunung Gede di sebelah barat dan Gunung Gemuruh di bagian timur.

Area ini sering dijadikan sebagai tempat camping oleh para pendaki.

Asal-Usul Nama Alun-Alun Suryakencana

Alun-alun Suryakencana merupakan daya tarik utama para pendaki mengunjungi gunung Gede Pangrango. Areanya yang luas dan terbuka menjadikannya tempat favorit untuk berkemah. Selain itu, kawasan yang banyak ditumbuhi oleh tanaman Edelweiss ini sering disebut sebagai rumahnya Edelweiss.

Selain sisi keindahannya, tak banyak diketahui bahwa nama Suryakencana berasal dari nama tokoh legenda Sunda yang konon hingga saat ini masih bersemayam di areal tersebut, yaitu Pangeran Suryakencana atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Suryakencana.

Eyang Suryakencana merupakan bagian dari sejarah alun-alun Suryakencana. Sebuah batu yang berbentuk pelana yang dipercaya sebagai Petilasan singgasana Eyang Suryakencana hingga saat inipun masih ada di tengah alun-alun Suryakencana.

Lembah Mandalawangi

Gunung Pangrango juga memiliki satu tempat yang istimewa, yaitu Lembah Mandalawangi. Di sini, dulu tokoh fenomenal Indonesia, Soe Hok Gie kerap menghabiskan waktu. Bahkan Soe Hok Gie ini juga sempat membuat sebuah puisi dengan judul “Mandalawangi – Pangrango”, dan sampai sekarang puisi ini sangat terkenal di kalangan para pendaki.

Lembah Mandalawangi terletak sekitar 100 meter dari Puncak Pangrango yang berada di ketinggian 3.019 meter di atas permukaan laut. Lembah seluas sekitar 5 hektar ini merupakan satu dari dua padang bunga edelweis (Anaphalis javanica) di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), selain Alun-alun Suryakencana di dekat Puncak Gunung Gede.

Dari era 1970-1990an, Lembah Mandalawangi juga jadi tempat penyelenggaraan Jambore Mapala UI dan dihadiri para pendaki gunung lain. Mereka biasanya menginap di Lembah Mandalawangi dan melakukan pengibaran bendera Merah Putih pada setiap tanggal 17 Agustus.

Gunung Pangrango Belum Pernah Meletus

Gunung Pangrango merupakan gunung berapi yang aktif dan merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah gunung Ceremai.

Gunung Pangrango berjenis stratovolcano yang belum pernah meletus, oleh karena itu gunung ini memiliki puncak berbentuk kerucut yang relatif mulus.

Gunung Gede Pernah Meletus

Gunung Gede sudah pernah meletus, ditandai dengan keberadaan kawah-kawah aktif antara lain Kawah Wadon, Kawah Ratu, Kawah Baru, dan Kawah Lanang. Letusan gunung gede pertama kali terjadi pada tahun 1747-1748. Letusan yang terjadi sangat hebat dan menyebabkan 2 aliran lava bergerak dari Kawah Lanang.

Tahun 1957 merupakan letusan gunung Gede yang terakhir, namun ini bukan merupakan hal yang melegakan, karena semakin lama suatu gunung tidak aktif, dan bila terjadi letusan, akan merupakan letusan yang sangat besar dan hebat.

4 Kawah Hasil Letusan Gunung Gede

Letusan Gunung Gede yang terjadi 180 tahun yang lalu menciptakan 4 kawah pada puncak gunung Gede, yaitu: kawah Ratu, kawah Wadon, kawah Baru dan kawah Lanang. Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di Gunung Gede. Lebar kawah 300 meter dan kedalaman kurang lebih 150 meter.

Kawah Wadon memiliki ketinggian 2.382 meter. Kawah ini terletak di sebelah barat daya Kandang Badak. Adapun kawah Lanang berukuran tepi kawah 230×170 meter, ukuran dasar kawahnya 140×402 meter, sedangkan ketinggian kawahnya mencapai 2.740 meter. Sementara, informasi mengenai Kawah Baru tidak ditemukan.

3 Jalur Pendakian

Gunung Gede Pangrango mempunyai tiga jalur resmi untuk pendakian yaitu jalur Cibodas di Cianjur, jalur Gunung Putri di Cianjur dan jalur Selabuntana di Sukabumi. Jalur gunung Putri merupakan jalur dengan jarak tempuh terpendek sedangkan jalur Selabintana merupakan jalur dengan jarak tempuh terpanjang.

Kenapa disebut sebagai jalur resmi? Karena jalur tersebut di bawah pengelolaan dan pengawasan TNGGP sehingga sudah dipastikan aman untuk dilalui. Selain ketiga jalur tersebut maka merupakan jalur ilegal yang terlarang untuk dilalui karena dapat membahayakan pendaki.

Banyak Pedagang Jajanan

Salah satu fakta unik di gunung Gede Pangrango yaitu banyak warga sekitar yang menjajakan dagangannya di jalur pendakian. Disepanjang jalur pendakian gunung Gede Pangrango, selain melewati pos-pos atau shelter-shelter kita juga akan menemukan pedagang yang menjajakan berbagai jajanan seperti nasi uduk, gorengan dan lain-lain.

warung di gunung gede
Wargun alias Warung di Gunung Gede Jalur Putri. (Foto by Loren G)

Hal ini akan sangat membantu kalian yang tidak ingin terbebani karena harus membawa banyak stok makanan untuk bekal mendaki, cukup membawa uang cash dan perutmu bisa tetap kenyang dengan jajanan sepanjang jalur pendakian.

Kaya Akan Flora dan Fauna Langka

Di kawasan yang masuk area TNGGP ini hidup berbagai fauna yang sudah sangat langka, di antaranya Owa Jawa, Lutung Surili, Anjing Ajag, Macan Tutul, Biul Slentek Melogale orientalis, sejenis celurut gunung Crocidura orientalis, kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus, sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi, dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir Melanurus.

Banyak Objek Wisata

Di sekitar Gunung Gede Pangrango terdapat beberapa destinasi wisata yang sudah sangat terkenal, di antaranya Canopy Trail, Telaga Biru, dan Curug Cibeureum. Sebagian besar wisata alam di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini tidak banyak dikenal seperti wisata air terjun. Air terjun Cibeureum merupakan yang paling dikenal tetapi sebenarnya terdapat lebih dari 10 wisata air terjun di kawasan wisata TNGGP.

Kawasan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mencakup tiga wilayah yaitu Kab Cianjur, Kab Bogor dan Kab Sukabumi. Objek wisata pada masing-masing wiyalah tersebut sudah pernah kami ulas pada tulisan 26 Objek Wisata di TN Gunung Gede Pangrango.

Bagikan tulisan ini:
INFOGEPANG
INFOGEPANG

Melayani jasa akomodasi pendakian gunung Gede Pangrango berupa penginapan, guide & porter, transport, rental perlengkapan dan paket pendakian. Informasi terkait layanan silahkan menghubungi kami.